cover
Contact Name
Lorensius
Contact Email
amonlorensius@gmail.com
Phone
+6282225111336
Journal Mail Official
gaudiumvestrum.stkpkbi@gmail.com
Editorial Address
Jl. WR. Soepratman, No.2, Samarinda, 75121, Kalimantan Timur
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral
ISSN : 2549581X     EISSN : 2777063X     DOI : -
Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral adalah jurnal pree-review yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda, terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini mempublikasikan penelitian dan kajian bidang Pendidikan Keagamaan Katolik/Kateketik dan Pastoral.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017" : 6 Documents clear
Pola Pemahaman Remaja Tentang Perayaan Ibadat Sabda Hari Minggu dan Hari Raya Maria Goreti Goleng; Wilfridus Samdirgawijaya; Zakeus Daeng Lio
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.944 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman remaja di Stasi Santo Paulus Bumi Etam Kaubun, Paroki Santo Yosef Bontang, tentang Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya. Kajian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan analisis fenomenologis. Instrumen teoritik yang dipakai untuk mengukur pemahaman remaja diambil dari teori Skemp mengenai dua kategori pemahaman yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional, yang bisa berpola siklis ataupun non siklis. Indikator Pemahaman tentang Perayaan Sabda dilihat dari pemahaman terhadap Tata Perayaan Sabda, pemahaman terhadap Tata Gerak dan pemahaman terhadap Petugas dalam Perayaan Sabda hari Minggu dan hari Raya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD), Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman para remaja tentang Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya termasuk kategori pemahaman Relasional Sederhana, karena para remaja memahami dengan baik 2 dari 3 indikator dalam Perayaan Sabda yang disebutkan di atas, yakni Tata Gerak dan Petugas dalam Perayaan Sabda yang saling berkaitan. Sedangkan Pola Pemahaman remaja tentang Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya yang ditemukan adalah Pola Siklis. Pola siklis terjadi dengan adanya pemahaman para remaja mengenai hubungan saling terkait secara terus menerus antara empat aspek yaitu antara aspek sikap, pembelajaran, pemahaman dan keterlibatan. Hubungan antara keempat aspek tersebut timbul dalam kaitannya dengan tiga pemikiran sentral mengenai Perayaan Sabda yaitu Kerinduan Spiritual untuk mengikuti Perayaan Sabda, Menanggapi Undangan Ilahi yang telah mendorong hadir dalam Perayaan Sabda, serta Partisipasi aktif dan sadar dalam Perayaan Sabda.
Makna Nyanyian Syukur dalam Lagu-Lagu Regio Kalimantan Hasil Lokakarya Tering 1985 Samuel Wua Hului; Wilfridus Samdirgawijaya; Gervasius Panggur Masuri
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.485 KB)

Abstract

This paper briefly describes the results of the study on the comprehension of the Parishioners at the Parish of Keluarga Suci, Tering about the meaning of the Hymns of Thanks: “Berkatilah Ya Tuhan” and “Berkat Tuhan Kami Harap” introduced after the Liturgical Music Workshop conducted at Tering in 1985. The Parishioners’ comprehension about the meaning of the two Hymns, qualitatively belonged to the category of Relational Comprehension. The Parishioners apprehended the two Hymns in the realm of both their Faith Meaning category and their Contextual Meaning category, interrelatedly and integrated. The interconnection between the two meaning categories lies in their Gratitude Meaning in both local people’s Custom and in Church Liturgy. The Faith Meaning is achieved through the Gratitude Meaning in their Church Devotion / Liturgy, and the Contextual Meaning is achieved through the Gratitude Meaning in their local Custom. The Gratitude Meaning in local people’s Custom is apparently very similar to the Gratitude Meaning in Catholic Faith. Faith Meaning was visible from the Parishioners’ comprehension, elucidated the Hymns of Thanks as Faith Meaning, expressing both spiritual participation and physical participation in the forms of gratitude, thanks, hope, request and strength from God’s mercy, by faith in the Holy Trinity. Contextual Meaning on the other hand was visible from the Parishioners’ comprehension, elucidated the Hymns of Thanks in their Contextual Meaning, expressing spiritual and physical participation in a new manner by transforming the local Custom context to the Catholic Church Devotion context. So it can be said that for the Parishioners the Gratitude Meaning in their Catholic Faith is inseparable from the Gratitude Meaning in their local Custom, and on the other way around the Gratitude Meaning in their local Custom is inseparable from the Gratitude Meaning in their Catholic Faith. In such way the Hymns of Thanks: “Berkatilah Ya Tuhan” and “Berkat Tuhan Kami Harap” relate the Contextual Meaning in local Custom and the Faith Meaning of the Hymns in Catholic Church Liturgical Devotion.
Pola Pemahaman Misdinar Tentang Tugas dan Fungsinya dalam Perayaan Ekaristi Girin Franca Wanda; Fransiskus Telaumbanua; Gregorius Verensius Era
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.137 KB)

Abstract

This paper describes the results of a study conducted in order to find out Pattern of the Mass Attendants’ Comprehension about their jobs and functions in the Eucharistic Celebration. The study was conducted at Santo Stefanus Church-station in Bukuan, Samarinda, from December 2015 to February 2016. The study used qualitative approach, and phenomenology analysis. The data gathering method was combination of observation, in-depth interviews and documentation. The results of the study showed that as a whole the Mass Attendants at Santo Stefanus Church-station in Bukuan had a good comprehension of their jobs and functions in the Eucharistic Celebration, with the so-called comprehension pattern of Experience-Learning. The Mass Attendants got the comprehension about their jobs and functions as Mass Attendants from the capacity development program in the forms of training and assignments in the Eucharistic Celebration. The result of this study also revealed that good comprehension about the jobs and functions of Mass Attendants, has significant influence on the implementation of Mass Attendants’ jobs in the Eucharistic Celebration. With the comprehension pattern of Experience-Learning, it was apparent that age as well as experience were visible factors that influenced the Mass Attendants’ comprehension about their jobs and functions as the Mass Attendants. Mass Attendants of the Primary School ages had different level of comprehension compared to Mass Attendants of the Secondary School ages. The Mass Attendants who were just joining the group had different comprehension compared to the Mass Attendants who had joined the group for a long time, whether they were of the Primary School ages or of the Secondary School ages. The differences could be detected from the differences in the implementation of their jobs at Church in the Eucharistic Celebration.
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Anak dalam Mengikuti Kegiatan Temu Minggu Menggunakan Metode Bermain Peran Margaretha; Nikolaus Anggal
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.329 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peningkatan minat anak-anak usia sekolah dasar dalam mengikuti kegiatan temu minggu di Stasi Santo Matius, Paroki Santo Yosef Bontang. Jumlah Anak-Anak tersebut pada waktu pengadaan penelitian adalah 13 orang. Pendekatan kajian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode bermain peran yang dilakukan dalam 3 siklus kegiatan. minat anak-anak dilihat dari 4 indikator yakni: 1) perasaan senang; 2) ketertarikan; 3) Perhatian; dan 4) Keterlibatan. Di samping minat juga diperhatikan perubahan tingkah laku dan sikap anak-anak, dilihat dari 3 indikator pokok yakni: 1) keberanian untuk tampil; 2) kemampuan berkomunikasi; dan 3) kemampuan untuk mengungkapkan pendapat. hasil kajian ini menunjukkan bahwa penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan minat anak-anak mengikuti kegiatan temu minggu. Peningkatan minat ini disertai juga dengan perubahan tingkah laku dan sikap anak-anak peserta kegiatan temu minggu. oleh karena itu, kegiatan temu minggu bagi anak-anak di stasi perlu diadakan secara teratur dan rutin. Untuk maksud tersebut maka tenaga-tenaga pendamping untuk memberikan pembinaan kepada anak-anak temu minggu di stasi perlu menjadi perhatian serius dewan stasi.
Meningkatkan Keaktifan Belajar Anak dalam Kegiatan Temu Minggu Menerapkan Metode BCM (Bermain, Cerita, Menyanyi) Yustina Patrisia Bona; Nikolaus Anggal; Yohanes Yuda
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.494 KB)

Abstract

This paper describes the result of a Classroom Action Research (CAR) done by the Writer with the purpose to know the activeness and activities of the missioner children at Santo Matius Church-station, Muara Siram Makmur, in attending the children Sunday meeting session, using the PSTS (Playing, Story Telling, and Singing) method. The subjects are 20 missioner children of primary school ages, at Santo Matius Church-station, Muara Siram Makmur. The study was conducted in 3 action cycles, using 3 different teaching materials: 1) Jesus’ presence brings new spirit for action cycle I; 2) Jesus the good shepherd for action cycle II; and 3) becoming jesus’ disciples for action cycle III. The results of the study showed that the children’ activeness in attending the children sunday meeting session had increased. This fact could be seen from the decrease of the percentage of the children obtaining the activeness score belonging to the activeness score category of less active, and the increase of the percentage of the children obtaining the activeness score belonging to the activeness score categories of sufficiently active, active and very active. The activities of the children who attended the Sunday meeting session also increased, by the increase of the average score of every activity indicator at action cycle II and action cycle III, if compared to the average score of every activity indicator at action cycle I.
Resensi: Memahami Pemikiran Jean Piaget Fabianus Sidi
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.608 KB)

Abstract

Nama Jean Piaget pasti dikenal oleh orang yang pernah belajar fisafat dan psikologi, karena dia merupakan salah satu psikolog terbesar abad ini. Sumbangan pemikirannya yang revolusioner untuk perkembangan psikologi, ilmu pendidikan dan sejenisnya membuat Jean Piaget disejajarkan dengan tokoh besar seperti Sigmund Freud. Bahkan dalam konteks psikologi anak, Jean Piaget tidak tertandingi oleh psikolog lainnya karena kelengkapan dan kekayaan data empiris yang mendasari teori perkembangan anak. Jean Piaget juga tercatat sebagai pencipta epistemologi baru berkaitan dengan seluruh ilmu manusia, dan tidak hanya sebagai cabang ilmu filsafat. Buku ini ditulis secara khusus bagi siapa saja yang berminat dalam mendalami pemikiran Jean Piaget. Ada suatu persoalan besar yang dipertanyakan Jean Piaget tentang bagaimana hubungan intrisik antara tindakan dan pikiran. Pertanyaan ini menjadi persoalan esensial dalam upaya pengembangan diri ke arah manusia seutuhnya. Jean Piaget merupakan tokoh psikologi humanis yang memprioritaskan “tindakan” daripada “pikiran”, karena menurut beliau “tindakan” yang membentuk perkembangan “pikiran”. Saya memahami buku ini merangsang upaya seseorang sebagai pendidik untuk mendudukkan kembali fungsi “tindakan” dan “pikiran” dalam kesatuan fungsional yang serasi. Konsep berpikir yang bersifat dikotomis antara “tindakan dan pikiran” sedapat mungkin dihindari, karena tindakan dan pikiran adalah eksistensi manusia sebagai pribadi yang utuh yang tidak bisa dipahami secara parsial. Maka perlu dikembangkan pola pikir yang holistik sehingga lebih mudah memahami pribadi manusia seutuhnya.

Page 1 of 1 | Total Record : 6